Jihad Fisabilillah

Jihad fi Sabilillah


Hidup ini adalah perjuangan dan perjuanganlah yang membuat kita hidup. Jihad fi sabilillah merupakan puncak ajaran Islam. Sehingga umat Islam yang melaksanakannya akan mendapatkan kemuliaan dan kejayaan di dunia dan surga Allah di akhirat.

Sebaliknya mereka yang meninggalkan jihad dan tidak terbersit sedikitpun dalam hatinya untuk berjihad akan hina dan menderita di dunia serta mendapatkan siksa Allah di neraka. Jihad adalah satu-satunya jalan bagi umat Islam untuk meraih kejayaan Islam, merdeka dari penjajahan dan meraih kembali tanah yang hilang.

Ketika umat Islam lalai terhadap kewajiban, maka Allah akan menghinakan mereka. Rasulullah saw. bersabda,” Jika kalian telah berdagang dengan ‘Inah (sistem riba’), mengikuti ekor-ekor sapi (sibuk beternak), rela bercocok tanam dan meninggalkan jihad, pasti Allah akan menimpakan kehinaan atas kalian. Allah tidak akan mencabut kehinaan itu hingga kalian kembali ke ajaran agama kalian.” (HR Ahmad, Abu Dawud dan al-Baihaqi).

Imam Syahid Hasan al-Banna berkata: Sesungguhnya umat yang mengetahui bagaimana cara membuat kematian, dan mengetahui bagaimana cara meraih kematian yang mulia, Allah pasti memberikan kepada mereka kehidupan mulia di dunia dan keni’matan yang kekal di akhirat. Wahn (kelemahan) yang menghinakan kita tidak lain karena penyakit cinta dunia dan takut mati. Maka persiapkanlah jiwa kalian untuk amal yang besar, dan semangatlah menjemput kematian niscaya diberi kehidupan. Ketahuilah bahwa kematian adalah kepastian dan tidak datang kecuali satu kali. Jika engkau menjadikannya di jalan Allah, maka hal itu merupakan keuntungan dunia dan ganjaran akhirat.

Jihad secara bahasa berarti mengerahkan dan mencurahkan segala kemampuannya baik berupa perkataan maupun perbuatan. Dan secara istilah syari’ah berarti seorang muslim mengerahkan dan mencurahkan segala kemampuannya untuk memperjuangkan dan meneggakan Islam demi mencapai ridha Allah SWT. Oleh karena itu kata-kata jihad selalu diiringi dengan fi sabilillah untuk menunjukkan bahwa jihad yang dilakukan umat Islam harus sesuai dengan ajaran Islam agar mendapat keridhaan Allah SWT.

Imam Syahid Hasan Al-Banna berkata, “Yang saya maksud dengan jihad adalah; suatu kewajiban sampai hari kiamat dan apa yang dikandung dari sabda Rasulullah saw.,” Siapa yang mati, sedangkan ia tidak berjuang atau belum berniat berjuang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah”.

Adapun urutan yang paling bawah dari jihad adalah ingkar hati, dan yang paling tinggi perang mengangkat senjata di jalan Allah. Di antara itu ada jihad lisan, pena, tangan dan berkata benar di hadapan penguasa tiran.

Dakwah tidak akan hidup kecuali dengan jihad, seberapa tinggi kedudukan dakwah dan cakupannya yang luas, maka jihad merupakan jalan satu-satunya yang mengiringinya. Firman Allah,” Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad” (QS Al-Hajj 78).

Dengan demikian anda sebagai aktifis dakwah tahu akan hakikat doktrin ‘ Jihad adalah Jalan Kami’

Tujuan Jihad
Jihad fi sabilillah disyari’atkan Allah SWT bertujuan agar syari’at Allah tegak di muka bumi dan dilaksanakan oleh manusia. Sehingga manusia mendapat rahmat dari ajaran Islam dan terbebas dari fitnah. Jihad fi sabilillah bukanlah tindakan balas dendam dan menzhalimi kaum yang lemah, tetapi sebaliknya untuk melindungi kaum yang lemah dan tertindas di muka bumi. Jihad juga bertujuan tidak semata-mata membunuh orang kafir dan melakukan teror terhadap mereka, karena Islam menghormati hak hidup setiap manusia. Tetapi jihad disyariatkan dalam Islam untuk menghentikan kezhaliman dan fitnah yang mengganggu kehidupan manusia. (QS an-Nisaa’ 74-76).

Macam-Macam Jihad
Jihad fi Sabilillah untuk menegakkan ajaran Islam ada beberapa macam, yaitu:

1. Jihad dengan lisan, yaitu menyampaikan, mengajarkan dan menda’wahkan ajaran Islam kepada manusia serta menjawab tuduhan sesat yang diarahkan pada Islam. Termasuk dalam jihad dengan lisan adalah, tabligh, ta’lim, da’wah, amar ma’ruf nahi mungkar dan aktifitas politik yang bertujuan menegakkan kalimat Allah.
2. Jihad dengan harta, yaitu menginfakkan harta kekayaan di jalan Allah khususnya bagi perjuangan dan peperangan untuk menegakkan kalimat Allah serta menyiapkan keluarga mujahid yang ditinggal berjihad.
3. Jihad dengan jiwa, yaitu memerangi orang kafir yang memerangi Islam dan umat Islam. Jihad ini biasa disebut dengan qital (berperang di jalan Allah). Dan ungkapan jihad yang dominan disebutkan dalam al-Qur’an dan Sunnah berarti berperang di jalan Allah.

Keutamaan Jihad dan Mati Syahid
Beberapa ayat Alquran memberikan keutamaan tentang berjihad. Di antaranya, (QS an-Nisaa’ 95-96)(QS as-Shaff 10-13).

Rasulullah SAW bersabda: Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW ditanya: ”Amal apakah yang paling utama?” Rasul SAW menjawab: ”Beriman kepada Allah”, sahabat berkata:”Lalu apa?” Rasul SAW menjawab: “Jihad fi Sabilillah”, lalu apa?”, Rasul SAW menjawab: Haji mabrur”. (Muttafaqun ‘alaihi)

Dari Anas ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Pagi-pagi atau sore-sore keluar berjihad di jalan Allah lebih baik dari dunia seisinya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Dari Anas ra bahwa nabi SAW bersabda: ”Tidak ada satupun orang yang sudah masuk surga ingin kembali ke dunia dan segala sesuatu yang ada di dunia kecuali orang yang mati syahid, ia ingin kembali ke dunia, kemudian terbunuh 10 kali karena melihat keutamaan syuhada.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Bagi orang yang mati syahid disisi Allah mendapat tujuh kebaikan:

* 1. Diampuni dosanya dari mulai tetesan darah pertama.
* 2. Mengetahui tempatnya di surga.
* 3. Dihiasi dengan perhiasan keimanan.
* 4. Dinikahkan dengan 72 istri dari bidadari.
* 5. Dijauhkan dari siksa kubur dan dibebaskan dari ketakutan di hari Kiamat.
* 6. Diletakkan pada kepalanya mahkota kewibawaan dari Yakut yang lebih baik dari dunia seisinya.
* 7. Berhak memberi syafaat 70 kerabatnya.” (HR at-Tirmidzi)

Hukum Jihad Fi Sabilillah
Hukum Jihad fi sabilillah secara umum adalah Fardhu Kifayah, jika sebagian umat telah melaksanakannya dengan baik dan sempurna maka sebagian yang lain terbebas dari kewajiban tersebut. Allah SWT berfirman:

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS at-Taubah 122).

Jihad berubah menjadi Fardhu ‘Ain jika:

1. Muslim yang telah mukallaf sudah memasuki medan perang, maka baginya fardhu ‘ain berjihad dan tidak boleh lari.

”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS al-Anfal 15-16).

2. Musuh sudah datang ke wilayahnya, maka jihad menjadi fardhu ‘ain bagi seluruh penduduk di daerah atau wilayah tersebut .

”Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS at-Taubah 123)

3. Jika pemimpin memerintahkan muslim yang mukallaf untuk berperang, maka baginya merupakan fardhu ‘ain untuk berperang. Rasulullah SAW bersabda:

”Tidak ada hijrah setelah futuh Mekkah, tetapi yang ada adalah jihad dan niat. Dan jika kamu diperintahkan untuk keluar berjihad maka keluarlah (berjihad).” (HR Bukhari)

Kata-Kata Jihad
Khubaib bin Adi ra. berkata ketika disiksa oleh musuhnya, “Aku tidak peduli, asalkan aku terbunuh dalam keadaan Islam. Dimana saja aku dibunuh, aku akan kembali kepada Allah. Kuserahkan kepada Allah kapan saja Ia berkehendak. Setiap potongan tubuhku akan diberkatinya”.

Al-Khansa ra. berpesan kepada 4 anaknya mengantarkan mereka untuk jihad, “Wahai anak-anakku ! Kalian tidak pernah berkhianat pada ayah kalian. Demi Allah, kalian berasal dari satu keturunan. Kalianlah orang yang ada dalam hatiku. Jika kalian menuju ke medan perang, jadilah kalian pahlawan. Berperanglah ! Jangan kembali. Aku membesarkan kalian untuk hari ini”.

Abdullah bin Mubarak berkata pada saudaranya Fudail bin Iyadh yang sedang asyik ibadah di tahan suci,” Wahai ahli ibadah di dua tahan Haram, jika engkau melihat kami, niscaya engkau akan tahu bahwa engkau hanya bermain-main dalam ibadah. Barangsiapa membasahi pipinya dengan air mata. Maka, leher kami basah dengan darah”.

Demikianlah jihad adalah satu-satunya jalan menuju kemuliaan di dunia dan di akhirat. Ampunan Allah, surga Adn, Pertolongan dan Kemenangan. Wallahu a’lam bishawaab. []

Hal inilah yang membuat Islam berbeda dengan agama yang lain, dimana agama-agama yang lain tidak peduli dengan sesama, sementara Islam mensyariatkan agar semua orang selamat di hari kiamat oleh karena itulah maka dakwah adalah wajib hukumnya dan harus sekuat tenaga mendakwahkan Islam kepada semua orang dan jika perlu memerangi orang-orang yang menentang dan memusuhi Islam. Namun demikian jihad dalam Islam ada aturanya dimana non muslim di berikan pilihan

1. Memeluk Islam dengan sukarela
2. Tunduk kepada daulah Islamiyah
3. Option yang terakhir adalah perang

Harus diakui bahwa sekarang banyak sekali orang yang mengaku ulama tapi mereka takut untuk melakukan dakwah yang sesuai dengan anjuran Rasulullah yaitu menyebarkan Islam keseluruh penjuru bumi, sementara ulama pengecut ini malah mengeluarkan fatwa yang tidak Islami yaitu mereka menyatakan bahwa jihad adalah perang melawan hawa nafsu, memang sesuai dengan hadis nabi yang menyatakan bahwa Jihad terbesar adalah perang melawan hawa nafsu terutama menundukan diri sendiri untuk tunduk menerima Islam dan menjalankan syariat Islam termasuk menyebarkan Agama Islam ke seluruh penjuru Bumi walau apapun resikonya. Dan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap non muslim agar non muslim memeluk Islam dan selamat pada hari kiamat nanti.
Read more...

Jihad Ambon

Kronologis Kerusuhan Ambon


Tragedi Ambon telah lewat sebulan. Namun, asapnya masih belum pupus benar. Meski berangsur pulih, denyut kehidupan di Ambon masih belum normal. Apalagi, darah masih terus tumpah di beberapa tempat di sekitar Kepulauan Maluku. Lagi-lagi, seperti pada tragedi Iedul Fitri kelabu, korbannya kebanyakan juga kaum muslimin. Seperti diketahui, dalam prahara Ambon, kaum muslimin menjadi kebiadaban kaum kafirin. Mereka dibantai dan disiksa dengan cara amat keji. Sejumlah kaum muslimah diperkosa. Sementara puluhan ribu orang menjadi pengungsi lantaran rumah dan toko mereka dibakar. Belum lagi belasan masjid yang dihancurkan atau dibakar.

Namun tak banyak yang tahu, di tengah segala kengerian itu terjadi peristiwa-peristiwa yang menakjubkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan bala tentara-Nya ketika umat Islam nyaris jadi korban. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang turun saat perang Badar berkecamuk belasan abad silam terbukti di bumi jihad Ambon: “Ingatlah, ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankanNya bagimu. Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan sepuluh ribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfaal: 9)

Kejadian-kejadian menakjubkan itu diceritakan oleh KH Abdul Aziz Arbi, MA, Imam Besar Masjid Jami’ Al-Fatah, Ambon, kepada wartawan Sabili, M. Lili Nur Aulia dan Rizki Ridyasmara yang menemuinya, Ahad pagi (20/2) di Jakarta. Dalam wawancara selama satu setengah jam, Ustadz Abdul Aziz menuturkan kesaksiannya tentang turunnya bantuan Allah berupa sepasukan mujahidin cilik berjubah dan bersongkok putih. “Saya terpaksa mengungsikan istri dan kelima anak saya karena situasi Ambon yang masih sangat rawan. Tapi saya akan segera kembali ke sana”, tutur alumnus Universitas Ummul Qura, Makkah, ini. Berikut uraiannya:


Ribuan Jundullah Cilik

Pada malam pertama kerusuhan Ambon, 19 Januari 1999, yang bertepatan dengan 1 Syawal 1419 H, saya berada di rumah bersama keluarga di dalam kompleks Masjid Raya Al-Fatah. Suasana malam itu terasa amat mencekam. Tiap setengah jam sekali terdengar tiang listrik dipukul bertalu-talu -tanda adanya serangan dari pihak Nasrani. Ibu-ibu dan anak-anak semuanya dicekam ketakutan yang luar biasa. Para penyerang itu menggunakan berbagai macam senjata. Mereka berteriak-teriak bengis. Itu terjadi sepanjang malam. Tak pernah berhenti. Kita hanya bisa menahan serangan mereka.

Pada malam kedua, saya dijemput dua puluh tentara Kostrad. Saya diberi tahu bahwa saya adalah orang pertama yang akan dibunuh. Saat itu terjadi penyerangan yang cukup hebat terhadap Masjid Raya Al-Fatah. Sejak malam hingga dini hari, orang-orang Nasrani itu menyerang kita secara bergelombang. Mereka bersenjatakan panah-panah api dan racun, parang, tombak, batu, kayu, besi, senapan berburu, bom molotov, hingga bom ikan. Pasukan Muslim hanya berbekal senjata seadanya: parang, kayu, batu, dan senjata apa saja yang bisa diraih. Ada kalanya kita mendesak mereka, namun sewaktu-waktu mereka ganti mendesak kita.

Sekitar pukul 24.00 hingga pukul 01.00 malam waktu setempat, umat Islam terdesak mundur. Musuh-musuh Islam, Nasrani-nasrani itu, maju hingga mencapai pagar Masjid Raya. Mereka benar-benar ingin menghancur-leburkan Masjid Raya kebanggaan kota Ambon itu. Di dalam masjid berkumpul lima ribuan pengungsi yang kebanyakan terdiri dari ibu-ibu dan anak kecil. Para penyerang itu tampak sudah sedemikian dekat dengan pagar masjid. Beberapa dari mereka bahkan telah melompati pagar. Umat Islam panik bercampur marah. Para pengungsi histeris ketakutan. Gambaran kehancuran masjid dan pembantaian pengungsi sudah terbayang di depan pelupuk mata. Keadaan sudah sedemikian gawat. Nyaris tanpa harapan.

Entah mengapa, tiba-tiba para penyerang itu berbalik dan lari terbirit-birit. Kelihatannya mereka sangat ketakutan. Kita sama sekali tidak menyangka. Sungguh kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata mereka menyaksikan apa yang tidak bisa kita lihat. Ini kita ketahui melalui cerita seorang Nasrani yang berhasil ditawan: “Saya melihat ribuan kanak-kanak berusia sekitar sepuluh tahun, memakai baju dan songkok putih berlari kencang keluar dari dalam masjid ke arah kita. Seorang tua berjubah dan bersorban putih dengan tongkat di tangannya tampak memimpin pasukan itu. Jumlahnya sangat besar dan keberaniannya sangat luar biasa. Itulah yang membuat kami takut dan berbalik lari meninggalkan masjid”. Subhanallah, Allahu Akbar ! Itu terjadi pada malam Kamis.


Tiupan Malaikat
Pada malam Jum’at, Masjid Al-Fatah kembali diserang. Kali ini mereka menyerang dari Jalan Baru - jalan ini terletak di depan masjid. Dengan memanfaatkan tiupan angin yang mengarah ke Masjid Al-Fatah, penyerangan dilakukan dengan membakar beberapa rumah di ujung selatan Jalan Baru. Mereka menggunakan anak panah yang menyala. Namun, ketika mereka menghujani rumah-rumah Muslim dengan ratusan anak panah berapi, panah-panah itu malah jatuh ke rumah-rumah Nasrani tetangganya. Tapi karena saat itu angin bertiup sangat kuat, rumah-rumah Muslim yang letaknya bersebelahan ikut terbakar.

Api merembet dengan cepat ke arah masjid. Tiupan angin kian mempercepat rembetan itu. Penduduk berhamburan keluar menyelamatkan diri ke Masjid Al-Fatah. Penduduk Muslim yang laki-laki bertempur di bawah kobaran api yang membubung tinggi, menahan gelombang serbuan kaum kafirin yang berusaha menerobos ke Masjid. Di Masjid, para pengungsi kembali panik. Kaum ibu berteriak histeris. Anak-anak menangis ketakutan. Hawa malam itu terasa sedemikian panas. Bercampur rasa kalut dan pasrah.

Melihat keadaan demikian, saya perintahkan semua wanita yang ada di dalam masjid mengenakan pakaian sholatnya. Saya komandokan mereka bertakbir mengagungkan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Gemuruh takbir kian lama kian kompak bergemuruh. Takbir yang diteriakkan oleh jiwa yang pasrah dan sungguh-sungguh mengharap pertolongan Allah membahana hingga ke luar masjid. Warga di Gang Diponegoro dan Batu Merah yang terletak di dekat Al-Fatah menangis saat mendengar takbir yang begitu memilukan. Kita bertakbir dari pukul 23.00 hingga 01.00 malam.

“Di malam yang penuh ketakutan itu, orang-orang yang berada di sekitar Masjid tiba-tiba dikejutkan oleh sebersit cahaya terang berwarna biru yang jatuh dari langit. Bola cahaya itu membelah kepekatan malam, meluncur tepat di atas Masjid Raya Al-Fatah. Entah apa sebabnya, tiba-tiba angin berbalik arah dan berhembus amat sangat kencang. Yang tadinya bertiup ke arah Masjid, kini berbalik seratus delapan puluh derajat menuju Gereja Silo. Seandainya angin masih tetap meniup ke arah Masjid, bukan tidak mungkin seluruh rumah Muslim akan habis. Tapi dengan ijin Allah Subhanahu wa Ta’ala angin itu berbalik, dan akhirnya membakar Gereja Silo yang berjarak kurang lebih tiga ratus meter dari Al-Fatah”.

Curangnya Pemda Ambon, khususnya petugas pemadam kebakaran, mereka telah memarkir dua unit mobil pemadam kebakaran di samping Gereja Silo, namun tidak di Masjid Al-Fatah. Mereka memadamkan api yang menjilat Gereja Silo.

Kita di Masjid tetap mengumandangkan takbir. Itu membuat orang-orang kafir makin kalap. Mereka kian bengis menyerang kita. Seorang pengungsi berkata kepada saya, “Ustadz, hentikan takbir. Mereka makin kalap menyerang”. Takbir sejenak kita hentikan. Namun setelah berhenti, mereka tetap menyerang kita. Takbir akhirnya kita lanjutkan. Kita kembali menyusun pertahanan. Dengan takbir tersebut, kita memompa semangat jihad kawan-kawan. Mereka akhirnya bisa kita pukul mundur.

“Entah mengapa, seiring dengan terpukulnya pasukan kafir itu, angin kembali bertiup kencang menuju Gereja Silo. Api kembali membakar gereja itu”. Mobil-mobil pemadam kebakaran-pun berusaha keras memadamkan api kembali. Itu terjadi pada malam Jum’at, 22 Januari 1999. Kita tidak bakar gereja, mereka sendirilah yang membawa-bawa api.


Ribuan Mujahidin Berjubah Putih

Pada hari Jum’at, 23 Januari 1999, masyarakat Desa Hitu - kurang lebih berjarak 25 km dari Ambon - ingin pergi ke Ambon bergabung dengan Muslim lainnya membela Agama Allah yang telah diinjak-injak kaum kafirin. Mereka baru mengerti, pengiriman orang-orang Nasrani dari kampung-kampung ke Ambon sebelum ‘Iedul Fitri ternyata mengandung rencana busuk. Pada Hari Raya, jumlah Muslimin di Ambon berkurang drastis karena banyak yang mudik. Sedang orang-orang kafir bertambah banyak. Itu sebabnya mereka berani menyerang umat Islam.

Kabar yang beredar di masyarakat Desa Hitu dan sekitarnya menyebutkan bahwa dalam penyerangan Kamis malam, Masjid Raya Al-Fatah telah membakar dan saya - Imam Masjid tersebut - telah terbunuh oleh orang-orang Kristen. Kaum Muslimin Desa Hitu itu berkata, “Kalau Masjid Raya telah terbakar dan Ustadz telah terbunuh, untuk apa lagi kita hidup ! Mari bersama-sama kita jihad fi sabilillah !”

Di Ambon, jika orang ingin jihad fi sabilillah, mereka melakukan upacara ritual dulu: mereka mandi membersihkan segala najis yang mungkin masih melekat di sekujur tubuh, disusul dengan berwudhu, lalu mengenakan baju perang berupa jubah putih - dari Desa Hitu, Mamala, Maurela, dan Wakal - yang berjumlah sekitar empat puluh orang mulai bergerak. Mereka tidak banyak. Orang yang sungguh-sungguh siap untuk jihad fi sabilillah bukanlah orang sembarangan. Mereka harus mengerti betul apa hakikat jihad fi sabilillah tersebut.

Setibanya di Paso, mereka dihadang barikade pasukan Brimob. Pasukan Brimob itu memberi tahu bahwa Masjid Raya Al-Fatah tidak terbakar. Namun pemberitahuan itu tidak membuat pasukan jubah putih itu surut langkah. Mereka telah siap berjihad. Karena tidak mau kembali ke Hitu, akhirnya pasukan Brimob tersebut melepaskan beberapa tembakan ke arah mereka. “Namun aneh, tak sebutir peluru pun sanggup menembus jubah putih mereka. Peluru terakhir yang ditembakkan malah mental dan berbalik menuju aparat yang menembaknya. Ini diakui oleh si penembaknya sendiri”.

Anggota Brimob itu menuturkan, “Setelah menembak mereka, peluru itu langsung mental, berbalik ke saya. Untung saya cepat menghindar. Setelah itu seluruh badan ini bergetar hebat. Gemetar. Senjata yang saya pegang jatuh. Akhirnya saya bilang sama komandan dan bahwa mereka ini bukan orang-orang biasa”. Dalam penglihatan pasukan Brimob itu, empat puluh orang pasukan jubah putih tampak berjumlah ribuan orang. Empat orang tua berjubah dan bersorban putih yang duduk di atas empat kuda putih tampak memimpin pasukan besar tersebut. Padahal orang-orang muslim itu tidak melihat siapa-siapa selain keempat puluh warga Desa Hitu dan sekitarnya itu, dan tidak satu pun yang mengendarai kuda.

Setibanya di pinggiran Ambon, mereka dihadang tentara lagi. Mereka dinasehati agar kembali saja ke Hitu, sebab Masjid Al-Fatah tidak terbakar dan Ustadz Abdul Aziz masih hidup. Setelah mengecek kebenaran berita itu, akhirnya mereka pulang dengan damai. Dalam perjalanan pulang ke Hitu, mereka dihadang orang-orang Kristen. Terjadilah pertempuran hebat. Dalam waktu singkat seluruh orang-orang kafir itu berhasil ditumpas. Pertempuran itu menyebabnya seluruh perkampungan kafirin dan sejumlah gereja. Andai saja pasukan jubah putih itu tidak dihadang dan diserang, hal tersebut tidak akan pernah terjadi.

Setiap muslim harus waspada terhadap orang kristen karena ada beberapa ayat dalam alkitab yang mengajarkan pembantaian terhadap non-kristen.





"Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku"
(Lukas 19:27)


"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) "Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya."
(Matius 10:34-35)


(13.)Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal,

(14) maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu,

(15)maka BUNUHLAH dengan mata pedang penduduk kota itu, dan TUMPASLAH dengan mata pedang kota itu SERTA SEGALA ISINYA DAN HEWANNYA.

(16) Seluruh jarahan harus kaukumpulkan di tengah-tengah lapangan dan HARUS KAU BAKAR HABIS KOTA dengan seluruh jarahan itu sebagai korban bakaran yang lengkap bagi TUHAN, Allahmu. Semuanya itu akan tetap menjadi timbunan puing untuk selamanya dan tidak akan dibangun kembali.

(17) Dari barang-barang yang dikhususkan itu janganlah apapun melekat pada tanganmu, supaya TUHAN berhenti dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, menunjukkan belas kasihan-Nya kepadamu, mengasihani engkau dan membuat jumlahmu banyak, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu.

(18) Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala perintah-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahmu."
( Ulangan 13 : 13-18 )

"Kasih" hanyalah manis di bibir... waspadalah... waspadalah....

evangelis/pendeta juga tidak segan segan berbohong untuk menyebarkan agama kristen yang penuh dengan kebohongan.
Read more...

Ayaturahman Fi Jihadil Afghan

Tersebutlah seorang komandan mujahid Afghanistan Najmuddin yang menguasai daerah Anjaman, daerah ini terletak di kawasan Wakhan, jika dilihat dalam peta Afghanistan, luas wilayah ini tak lebih dari sebesar satu jari yang berbatasan denagn negara Cina, Rusia dan pakistan dan pernah di jajah Uni Soviet. Di Daerah ini Komandan Najmuddin hanya disertai oleh 150 mujahid, pasukan Uni Soviet memblokade jalan-jalan umum namun mereka tidak berani menyerbu bahkan dengan tank-tank mereka sekalipun. Mereka hanya berani menyerang mujahidin dari jauh dan itupun dengan arah yang serampangan. Dan Allah SWT telah memenangkan kaum mujahidin dan mengalahkan pasukan Uni Soviet dan 5 perwira mereka tertangkap dan menjadi tawanan mujahidin. Mendengar hal itu maka pihak militer Uni Soviet segera mengirim surat kepada Komandan Najmuddin sehingga terjadilah diaog antar surat diantara mereka :
  • Uni Soviet : "Kami akan memenuhi semua permintaan kalian, namun dengan syarat kalian harus membebaskan kelima perwira kami"
  • Komandan Najmuddin : "Kami bukan pedagang"
  • Uni Soviet : "Jika kalian tidak mau membebaskan kelima perwira kami, maka kami akan membumi hanguskan seluruh isi kota dan kami akan membunuh anak-anak dan orang tua "
  • Komandan Najmuddin : "Wahai anjing-anjing komunis, sungguh kalian adalah kaum yang suka menghianati perjanjian dengan kami"
  • kemudian Uni Soviet mengirim surat ketiga dan sengaja ditulis dengan tinta darah
  • Uni Soviet : "Kami pasti akan membalas sekecil apapun perlakuan buruk kalian terhadap kelima perwira kami "
  • Komandan Najmuddin : "Kami tunggu kedatangan kalian....!! Ketahuilah bahwa kami telah membunuh kelima perwira kalian"
Setelah itu Uni Soviet berkabung atas kematian kelima perwiranya sampai sampai mereka membuat patung salah seorang perwira tersebut sebagai penghormatan atas jasa-jasanya.

Begitulah sekilas cuplikan dari peperangan antara kaum mujahidin dengan komunis Uni Soviet yang terjadi di tahun 1980 an, dan dalam komunikasi militer diatas terlihat jelas betapa Komandan Mujahidin sangat berani menentang pasukan Uni Soviet walaupun hanya dengan pasukan yang sedikit. Kisah ini di ambil dari buku "Ayaturahman Fi Jihadil Afghan" yang disusun oleh Abdullah Azzam yang terlibat lansung di dalam medan jihad Afghanistan.

Demikianlah kehebatan dari pejuang-pejuang Afghanistan yang rela mempertaruhkan nyawa demi tegaknya panji-panji Islam dinegaranya, 99% penduduk Afghanistan adalah muslim dan mayoritas adalah Ahlusunnah wal jamaah, sumber kebijakan mereka adalah Islam, sejak negri ini di taklukan oleh Ashim bin Amru At Tamimi pada massa kekhalifahan Umar bin Khattab hingga kemudian dirampas oleh Presiden Muhamad Dawud pada tahun 1973. Ruh Islam adalah penggerak utama putra-putra bangsa dan Islam pula yang menjadi tolak ukur masyarakat serta neraca kewibawaan yang berlaku di kalangan mereka. Berbeda jauh jika di banding dengan ulama-ulama Indonesia yang lebih senang dengan "jihad melawan hawa napsu" dan mendukung hukum buatan manusia yaitu "demokrasi pancasila".

Afghanistan adalah negara yang sangat menakjubkan mereka selalu berkumpul bersama ulama, pemimpin mereka adalah ulama dan ulama pula yang jadi pemersatu di kalangan mereka maka tidak heran bangsa yang teguh memegang kaidah-kaidah Islam berani melengserkan dua rajanya yang tidak berpegang kepada ajaran agama Islam.

Pertama adalah raja Habibbulah bin Abdurahman pada tahun 1919, bangsa Afghanistan melengserkan karena raja telah bersekongkol dengan bangsa penjajah Inggris hingga sang raja tewas ditangan bangsanya sendiri.

Kedua adalah Raja Amanulah Khan yang di kudeta oelh rakyatnya pada tahun 1924 - 1928, karena raja telah berani merubah undang-undang negara yang berlandaskan Islam dengan Undang-undang dari negara barat.

Afghanistan akan selalu menegakan hukum-hukum Islam walau apapun taruhanya hingga tak heran jika pada tahun 2002 Afhanistan tidak bersedia tunduk kepada Amerika dan anjing-anjingnya yang akan menerapkan hukum demokrasi ala kafir (yang menuhankan suara rakyat) kepada Afghanistan.

SEBERKAS HARAPAN YANG TERSISA

Video Mujahidin Afghanistan

Menghadapi ancaman yang bertubi-tubi dan muncul dari segala arah, masih ada harapan yang tersisa, yaitu factor-faktor yang membangkitkan semangat meraih harapan di dalam jiwa:

  1. Tabiat orang-orang Afghan yang sangat unik dan pantang menyerah, merasa terhormat dan cintanya untuk jihad. Umar Hanif pernah berkata kepada saya: Kami adalah satu bangsa, jihad bagi kami adalah sebuah kebutuhan primer seperti kebutuhan air bagi seekor ikan. Dr. Abdul Qodir menceritakan kepadaku, saya pernah menyaksikan sebuah perdebatan yang seru dan keras terjadi antara seorang mujahid dan seorang dokter yang memotong salah satu dari kakinya karena membeku oleh salju. Mujahid itu berkata kepada dokter: kembalikan kakiku seperti semula, karena kamu telah menghalangiku untuk berjihad di Afghanistan setelah hari ini. Dan pada hari yang sama saya juga mendapatkan cerita seperti yang dialami olah sang dokter. Saya juga masih ingat ucapan beliau: Sesungguhnya berdiam diri di Pesyawar adalah perbuatan dosa.
  2. Kemenangan demi kemenangan yang diraih dan ditambah lagi penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh bangsa yang sabar semakin hari semakin meningkat. Beberapa pengamat mengatakan: Sesungguhnya kemenangan yang diraih di dalam pertempuran yang sangat sengit yang dihadapi telah mencapai jumlah tidak terhitung pada tahun 1983 M ditambah lagi kemenangan pada tahun 1984 M.
  3. Di sana ada pembelaan dari Allah swt. dan bukti-bukti rabbani yang saya riwayatkan dengan mendengar secara langsung dari mulut orang-orang yang terpercaya. Syekh Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku, beliau berkata: kira-kira sejak 7 bulan, yaitu Bulan Syawal tahun 1403 H sampai Jumadil Awwal 1404 H, pesawat-pesawat tempur menyerbu kami setiap hari dua sampai lima kali. Dan demi Allah, tidak ada seorang pun mujahid menjadi korban baik di wilayah yang kami duduki atau di wilayah Arsalan, karena kami selalu berdoa,“Ya Allah, Sesungguhnya kami mengadukan kekuatan kami kepada-Mu dan lemahnya kemampuan kami menghadapi pesawat-pesawat itu.” Maka Allah swt. pun memberikan perlindungan-Nya.


Maulawi Halim, komandan Jihad di Medan, beliau berkata: "saya tidak melihat pesawat-pesawat yang menyerbu kami meskipun sekali melainkan saya melihat di bawah pesawat itu ada burung yang menyertai. Ketika itu saya berkata kepada para mujahidin, telah datang pertolongan Allah swt. Suatu ketika ada pesawat tempur jenis ZH1 yang siap menyerbu, lalu saya berdoa kepada Allah swt. maka Allah swt. mengirimkan awan yang menutupi kami dari dari bahaya pesawat-pesawat tempur."


Beliau berkata: "ada 600 tenk yang menyerbu kami, pdahal saat itu kami tidak memiliki senjata kecuali 14 granat, tongkat dan pedang. Dan tiba-tiba Allah swt. menghancurkan mereka."

  1. Tentara Rusia di sana hidup dengan penuh keluh kesah. Suasana takut selalu mengacaukan pikiran mereka dan menggoncangkan jantungnya. Rasa takut, resah dan bahaya yang selalu mengancam telah mencabik-cabik persatuan mereka. Salah seorang pemuda Arab bernama Abu Ubaidah menceritakan kepadaku, dia mengatakan: kami pernah mendatangi parit-parit mereka, kami menemui mereka sedang menangis ketakutan, padahal di samping mereka terdapat senjata yang telah terisi oleh peluru. Kemudian kami dengan mudah menawan mereka.

Berapa banyak dari mereka yang lari ketika mereka mendengar kalimat Allahu Akbar. Muhammad Dawud Ghairat, dia adalah komandan jihad di Wardak, dia menceritakan kepadaku, kami pernah dikepung oleh tank-tank dari segala arah sampai dari udara kamipun dikepung dengan pesawat-pesawat tempur. Saat itu kami bersama sekelompok besar, namun saat itu kekuatan musuh lebih besar dari kami. Mereka berjumlah lebih dari 10.000 bersama ratusan tenk. Mayoritas kami lebih memilih mundur dan hanya tersisa 20 mujahidin yang memilih mati. 11 mujahid kemudian gugur sebagai syahid dan tersisa 9 mujahid dengan kondisi terluka setelah menahan lapar selama dua hari di bulan Ramadhan. Kemudian beberapa tenk mendekati kami untuk menangkap kami hidup-hidup, maka kami sepontan berteriak mengucapkan satu kalimat, Allahu Akbar, sehingga seakan-akan seluruh kota bertakbir. Tiba-tiba tank-tank itu mundur dan lari tunggang-langgang mendengar kalimat Allahu Akbar.

  1. Faktor lain adalah tabiat bangsa Afghanistan yang keras yang telah Allah swt. tanamkan ke dalam hati mereka. Tabiat itu membantu mereka tetap teguh di atas jalan jihad yang penuh dengan kesulitan dan kepayahan.
  2. Faktor lain lagi adalah Allah swt. menjadikan bangsa ini terletak di garis geografis yang strategis. Di wilayah perbatasan terdapat wilayah yang sangat luas tak bertuan. Dari arah Pakistan ada pemukiman beberapa kabilah yang tidak masuk ke dalam institusi Negara manapun. Wilayah tersebut terbentang sepanjang 2.252 Km dan dari arah Iran terbentang lebih dari 1000 Km.
  3. Bahwasannya kekuatan mujahidin telah menguasai banyak wilayah yang sebelumnya dikuasai musuh. Mujahidin telah mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan dan pengadilan syariah yang bertugas mengadili perkara-perkara hudud. Di ibukota Medan terdapat 8.000 mahasiswa yang tersebar di beberapa lembaga pendidikan yang dikelola oleh para mujahidin. Demikian pula di seluruh wilayah kekuasaan, kamu dapat menemui sekolah-sekolah dan departemen pengadilan di sana. Bahkan Rusia mengakui kondisi mujahidin yang demikian. Ada empat ulama menceritakan kepadaku, mereka adalah Sirajuddin, Muhammad Gharib, Abdul ‘Ali dan Ubaidillah, mereka berkata: Sesungguhnya Rusia pernah mengirim muatan logistic. Mereka menyewa seorang sopir, kemudian konfoi itu bertemu dengan mujahidin dan semua muatan diambil oleh mujahidin dan kemudian seorang komandan memberikan tanda terima. Maka dengan terpaksa orang Rusia harus membayar sewa sopir setelah mereka yakin telah menerima tanda serah terima barang. Memang harus diakui bahwa ini adalah sisi positif dan negative di dalam jihad Afghanistan. Namun semuanya ada di tangan Allah swt. tidak ada yang dapat membantah perintah-Nya dan tidak ada yang dapat mengganti hukum-Nya. Di tangan-Nya-lah segala kerajaan dan hanya kepada-Nya-lah segala urusan akan kembali.
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Rabbmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” QS. Huud: 123

Akankah angan-angan kaum muslimin untuk meraih kemenangan jihad Afghanistan dan tegaknya masyarakat Islam akan terwujud ? itu adalah urusan Dzat yang Maha Mengetahui hal Ghaib, yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.


KABAR GEMBIRA DAN KARAMAH-KARAMAH

DALAM JIHAD AFGHANISTAN

Kisah-kisah nyata berikut ini mungkin tidak dapat dipercaya dan mungkin dianggap hanya sebagai cerita-cerita dongeng. Saya mendengar kisah-kisah ini dengan kedua telingaku dari mulut mujahidin yang hadir menyaksikan perintiwa tersebut dan saya menulisnya dengan tanganku sendiri.

Saya mendengar karomah-karomah ini dari orang yang terpercaya, yang selalu berada di medan tempur. Sebenarnya kisah itu sangat benyak sekali dan riwayatnya mayoritas mencapai derajat mutawatir. Akan tetapi karena beberapa keterbatasan yang ada, saya tidak bisa mengkisahkan seluruh kisah tersebut. Allah swt. berfirman,


Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimua menjadi tentram karenanya.” QS. Al Anfal: 10

Seandainya imam Bukhari masih hidup, saya kira beliau pasti akan mencantumkan orang-orang yang menceritakan kisah-kisah tentang karomah ini salah satu perowi hadits kepercayaannya.


Sekilas Tentang Syuhada’

Jasad para syuhada tidak berubah dan tidak membusuk. Hadits tentang topic ini derajatnya adalah mutawatir, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama fiqih dari madzhab hanafi dan Syafi’i. Disebutkan di dalam buku “Nihayaty al Muhtaj ila Syarhi al Minhaj: 5/131” ditulis oleh Ramli asy Syafi’i di dalam Syarhu Ibaroti al Minhaj, kitab al ‘Ariyah:

“Melainkan apabila jasad itu telah dikubur, orang yang mengkuburnya tidak pulang sampai bekas dari syahidnya hilang.” Kalimat ini menunjukkan bahwa jasad nabi dan orang mati syahid pasti tidak mendapatkan siksa.

Demikian pula dijelaskan oleh ibnu ‘Abidin al Hanafi di dalam hasyiyahnya, kitab jihad:3/238, “Bahwasannya jasad orang yang meti syahid diharamkan bagi bumi memakannya.” Akan tetapi saya tidak mendapatkan satu dalil yang bersambung sampai kepada rasulullah yang menunjukkan tidak adanya siksa yang menimpa jasad orang meti syahid.

Diriwayatkan oleh al baihaqi dengan sanad hasan bahwasannya ketika mata air di lereng gunung Uhud yang juga dekat dengan kuburan Hamzah meluap pada masa Muawiyyah tahun 46 H, maka jasad umar muncul dan tubuh beliau belum berubah (busuk).

Para Syuhada Afghanistan

Umar Hanif menceritakan kepadaku ketika berada di rumah Nashrullah Manshur –dia adalah komandan tinggi Partai Revolusi Islam– dan Umar –komandan militer di Zamrot dan Urjun– di markas kemp Baktia Afghanistan, dia berkata:

  1. Saya belum pernah melihat seorangpun mati syahid, jasadnya berubah atau bau busuk.
  2. Saya belum pernah melihat seorangpun mati syahid, jasadnya dimakan oleh anjing meskipun anjing-anjing itu memakan jasad tentara komunis.
  3. Saya pernah membongkar 12 kuburan setelah berumur 2 atau 3 tahun, dan saya tidak mendapatkan satupun jasad mereka bau busuk.
  4. Saya pernah melihat para syuhada yang berumur lebih dari satu tahun dikubur, luka mereka tetap segar dan mengalirkan darah.

Imam menceritakan kepadaku, dia berkata: saya melihat jasad Abdul Majid yang mati syahid setelah berumur tiga bulan masih seperti dahulu dan baunya wangi seperti minyak kasturi.

  1. Syekh Muadzdzin –salah satu anggota dewan musyawarah organisasai Jihad Afghanistan– menceritakan kepadaku, Nashshar Ahmad mati syahid, dan selama 7 bulan tertimbun tanah jasadnya tidak berubah.
  2. Abdul Jabbar Niyazi menceritakan kepadaku: saya melihat 4 orang mati syahid setelah berumur 3-4 bulan. Tiga orang kondisi jasadnya masih sama seperti sedia kala, bahkan jenggot dan kuku mereka semakin panjang. Dan yang satu lagi sebagian wajahnya sudah mulai berubah.

Saudaraku Abdussalam mati syahid. Dan setelah berumur dua pekan kami mengeluarkan jasadnya, ternyata jasadnya masih seperti sedia kala.

Arsalan menceritakan kepadaku, seorang mahasiswa bernama Abdul Bashir mati syahid ketika bersama kami. Pada suatu malam saya mencari jasadnya bersama seorang mujahid bernama Fathullah. Dia berkata kepadaku bahwa jasad Abdul Bashir berada di dekatnya, sebab (kata dia) saya mencium bau wanginya. Kemudian saya juga mulai mencium aroma wangi itu, maka tidak lama kemudian kami menemukan jasadnya dengan aroma wangi yang semakin menusuk. Sungguh saya melihat warna darah yang keluar dari bekas lukanya di kegelapan malam itu memancarkan cahaya.

Umar Ya’qub Bersama Senjata Mesinnya

Umar Hanif menceritakan kepadaku, dia berakta: ada seorang mujahid bernama Umar Ya’qub, dia seorang yang sangat merindukan jihad, yang kemudian mati syahid. Kami mendatanginya sedang tangannya memeluk senjata mesin. Kami mencoba melepas senjata tersebut, namun tidak bisa. Kami berhenti sejenak, kemudian kami berkata kepadanya: wahai Ya’qub, kami adalah saudaramu. Setelah itu dia mau melepas senjatanya untuk kami.

Jasad Sayyid Syah Berada Terdapat Mantel dari Sutra

Umar Hanif menceritakan kepadaku, dia berkata: ada seorang mujahid, dia hafal al Qur’an, namanya Sayyid Syah. Dia seorang ahli ibadah dan rajin melaksanakan shalat tahajut serta memiliki firasat yang tajam seperti datangnya waktu subuh. Dia banyak mendapatkan karomah, kemudian dia mati syahid. Kami mendatangi kuburnya setelah berumur 1, ½ tahun. Saya datang bersama rekan yang lain yang juga komandan tempur, namanya Nurul Haq. Kami membuka kuburan Sayyid Syah yang dahulu saya kubur dengan tanganku, kami mendapati jasadnya seperti sedia kala kecuali jenggotnya yang bertambah panjang. Yang lebih mengherankan lagi, saya mendapati di atas tubuhnya tampak mantel dari sutra yang belum pernah saya melihatnya di muka bumi ini, sayapun menyentuhnya, ternyata baunya sangat wangi, lebih wangi dari minyak kasturi.

Doa Mujahidin Dikabulkan

Maulawi Arsalan –salah satu mujahidin yang terkenal di Afghanistan, dia adalah mujahid yang ditakuti oleh tentara Rusia, sampai-sampai mereka mengatakan, dia adalah orang yang memakan daging manusia–, dia berkata: suatu ketika kami hanya memiliki satu granat dan satu senjata anti tenk, kemudian kami melaksanakan shalat dan berdoa kepada Allah swt. agar Dia menghantamkan granat ini kepada musuh. Saat itu kami berhadapan dengan 200 tenk dan kendaraan berat lainnya. Kami melemparkan granat itu dan tepat mengenai sebuah mobil yang mengangkut bahan peledak sehingga mobil itu meledak dan menghancurkan 86 tenk beserta mobil panser yang lain. Akhirnya musuhpun kalah dan kami mendapat harta ghanimah yang sangat banyak. Dan saya telah bertemu dengan pemuda yang melemparkan granat tersebut di Batur.

Burung Bersama Mujahidin

  1. Arsalan menceritakan kepadaku, dia berkata: kami bisa mengenali tanda-tanda pesawat-pesawat tempur musuh akan menyerang kami sebelum mereka sampai ke wilayah kami dengan cara melihat burung-burung yang terbang di atas kemp kami. Ketika kami melihatnya berputar-putar di atas kemp, kami mulai mempersiapkan senjata untuk membalas serangan pesawat-pesawat musuh.
  2. Jalaluddin Haqqoni –salah satu mujahid Afghan yang terkenal– menceritakan kepadaku, dia berkata: saya telah menyaksikan burung-burung itu terbang berkali-kali. Dia datang dan terbang di bawah pesawat-pesawat musuh melindungi mujahidin dari serbuan-serbuan pesawat tempur.
  3. Abdul Jabbar Niyazi menceritakan kepadaku, bahwasannya dia melihat burung-burung itu terbang di bawah pesawat musuh sebanyak dua kali.
  4. Maulawi Arsalan menceritakan kepadaku, bahwa dia berkali-kali melihat burung-burung itu melindungi kami dari serangan musuh.
  5. Qurban Muhammad menceritakan kepadaku, bahwasannya dia pernah melihat burung-burung itu sekali ketika pesawat-pesawat musuh menyerbu kami dengan ganas –mereka berjumlah 300 pesawat–, namun anehnya, tidak ada seorangpun yang terluka, padahal mereka (mujahidin) berada di sebuah lapangan yang datar.

Al Hajj Muhammad Jul –salah satu mujahid di Konar– menceritakan kepadaku, saya melihat burung-burung terbang bersama pesawat tempur lebih dari sepuluh kali. Burung-burung itu terbang lebih cepat daripada pesawat, padahal kecepatan pesawat tempur yang kita ketahui adalah tiga kali lebih cepat dari kecepatan suara.

Api Muncul di Seluruh Tempat

Arsalan menceritakan kepadaku: kami pernah berada di daerah Syathuri. Jumlah kami saat itu 25 mujahid. Kami diserbu oleh 2000 pasukan komunis. Setelah kami bertempur selama 4 jam tentara komunis kalah, 70-80 tentara komunis tewas dan 26 tentara tertawan. Kami bertanya kepada para tawanan: kenapa kalian cepat sekali kalah ? mereka menjawab: peluru dan senjata mesin Amerika menyerbu kami dari empat arah. Arsalan berkata: kami tidak memiliki peluruh itu dan tidak pula memiliki senjata mesin. Kami hanya menggunakan granat lempat dan menyerbu dari satu arah.

Arsalan menceritakan kepadaku: kami pernah diserbu oleh kira-kira 120 tenk dan mereka juga membawa kendaraan mobil dengan jumlah banyak. Tiba-tiba peluru kami habis sehingga kami hanya bisa pasrah seandainya menjadi tawanan, namun kemudian kami kembali kepada Allah swt. dengan berdoa, tidak lama kemudian, tiba-tiba bom-bom dan senjata mesin menyerbu tentara komunis dari segala penjuru. Akhirnya tentara komunis kalah, padahal saat itu tidak ada seorangpun selain kami. Kemudian dia berkata: itu adalah malaikat.

Pasukan Berkuda

Arsalan menceritakan kepadaku, dia berkata: Kami pernah melakukan penyerangan kepada tentara komunis di wilayah Urjun. Kami membunuh 500 tentara dan 83 orang tertawan. Kami bertanya kepada tawanan, kenapa kalian menyerah dan tidak dapat membunuh seorangpun dari kami kecuali hanya satu? tawanan itu menjawab: kalian menunggangi kuda, ketika kami melepaskan tembakan, dia lari sehingga tembakan itu meleset. Saya berkata: al Qur’an telah menetapkan bahwa para malaikat itu turun ketika perang Badar. Allah swt. berfirman,

Ingatlah), ketika Rabbmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” QS. Al Anfal:12

Al Qurthubi menjelaskan ayat berikut di dalam tafsirnya

ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” QS. Ali Imran:125

Dia berkata: Setiap plajurit yang sabar dan mengharap pahala, maka malaikat akan datang dan ikut perang bersama mereka. Karena Allah swt. telah menjadikan malaikat para mujahidin sampai hari kiamat.

Al Hasan berkata: Mereka berjumlah 5.000, tugasnya menolong orang-orang beriman sampai hari kiamat.

Imam Muslim meriwayatkan di dalam shahihnya (an Nawawi – muslim:21/85) Abu Zamil berkata: Ibnu Abbas menceritakan kepadaku, dia berkata: ketika seorang laki-laki mukmin merasakan penderitaan akibat ulah orang musyrik di hadapannya. Tiba-tiba ia mendengar suara keras dari atas seperti cemeti dan suara penunggang kuda, saraya berkata: saya datang wahai Haizun. Maka dia melihat orang musyrik itu jatuh tersungkur. Ternyata hidungnya memar dan wajahnya terbelah seperti bekas pukulan sebuah cemeti serta tubuhnya berubah mejadi hitam. Kemudian salah seorang dari kaum anshar datang menceritakan peristiwa itu kepada rasulullah saw., beliau bersabda: kamu benar, itu adalah kekuatan yang datang dari langit ketiga.

Muhammad Yasir menceritakan kepadaku tentang orang-orang komunis, apabila mereka memasuki desa dengan tenk-tenknya, mereka akan bertanya tentang kandang-kandang kuda ikhwanul muslimin itu berada. Maka penduduk desa setempat pun heran, karena mereka tidak mengendarai kuda. Kamudian mereka berfikir dan faham bahwa kuda-kuda itu adalah pasukan malaikat.

Peluru Tidak Habis

Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku, mujahidin memiliki 3-9 butir peluru. Ketika perang dimulai dia menembakkan banyak sekali butir peluru, namun peluru itu tidak kunjung habis dan masih ada dengan jumlah semula.

Dilindas tank tidak Mati

  1. Abdul Jabbar Niyazi menceritakan kepadaku, dia berkata: ada sebuah tenk berjalan melindas salah seorang mujahid, namanya Ghulam Muhyiddin. Saya melihat dia tidak mati.
  2. al Hajj Muhammad Yusuf –wakil komandan Lokar– menceritakan keapadaku, dia berkata: ada sebuah tenk melindas tubuh Badar Muhammad Jul dan dia tidak mati dan tidak terluka. Saya berkomentar: tidak diketahui apakah dia dilindas di antara roda atau tepat di bawah roda tenk.

Kalajengking Bersama Mujahidin

Allah swt berfirman,

Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri.” QS. Al Muddatstsir: 31

Abdushshamad dan Mahbubullah menceritakan kepadaku: orang-orang komunis mendirikan perkemahan di dataran Qunduz. Tiba-tiba mereka diserbu oleh sekelompok kalajengking. 6 orang disengat dan tewas, sedang yang lain melarikan diri.

Ular Tidak Mematuk Mujahidin

Umar Hanif menceritakan kepadaku, dia berkata: Sering sekali ular datang dan tidur bersama mujahidin di kemp mereka sejak empat tahun yang silam. Ular itu tidak mematuk mujahidin.

Bom Tidak Meledak

  1. Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku, dia berkata: kami bersama 30 Mujahid menghadapi serbuan bom-bom dari pesawat tempur. Semua bom-bom itu meledak, namun tatkala ada satu bom yang beratnya + 54 Kg meluncur ke hadapan kami, bom itu tidak meledak. Seandainya bom itu meledak pasti kami terbunuh.
  2. Abdul Mannan menceritakan kepadaku, dia berkata: kami bersama 3000 mujahid berada di satu markas militer, tiba-tiba datang pesawat musuh dan menjatuhkan + 300 bom. Namun tidak ada satupun bom itu meledak. Selanjutnya bom-bom itu kami pindahkan ke Kuwaitah di Pakistan yang dihuni para mujahidin.

Tidak Mempan Oleh Peluru

  1. Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku, dia berkata: saya melihat banyak mujahidin keluar bersamaku dalam sebuah pertempuran. Baju-baju mereka robek oleh peluru, akan tetapi tidak ada satupun peluru yang menembus tubuh mereka.
  2. Syekh Ahmad Syarif menceritakan kepadaku, dia berkata: anak saya pergi bergabung dalam satu pertempuran. Baju yang dia pakai koyak oleh peluru, namun tidak ada satupun peluru yang melukai tubuhnya.
  3. Nashrullah Manshur menceritakan kepadaku, dia berkata: pada hari ini, 1 April 1982, seorang mujahid tertembak di kepalanya sebanyak 10 butir peluru dan 25 butir lainnya bersarang di bagian lengannya dan dia tidak mati.
  4. Maulawi Beir Muhammad menceritakan kepadaku, dia berkata: di sebuah pos penjagaan di daerah Baktia kami bersama 12 mujahidin mendapat serangan dari kira-kira 180 kendaraan tenk, mobil panser dan pesawat tempur. Mereka mengepung kami di posisi tanah yang datar. Ketika kami diserbu, kami berusaha keluar dari medan pertempuran (yang kurang menguntungkan itu) dengan baju yang tercabi-cabik oleh peluru, akan tetapi kami tidak terluka, bahkan kami dapat membunuh 160 tentara komunis dan menghancurkan 3 tenk dan hanya dua orang mujahid syahid.
  5. Saya melihat dengan kedua mataku tempat peluru itu bersarang di baju Jalaluddin Haqqoni di bagian dadanya, namun dadanya tidak terluka.
  6. Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku, dia berkata: sungguh ada bom jatuh di bawah kedua kakiku dan meledak, akan tetapi ledakan itu sama sekali tidak melukai tubuhku.
  7. Arsalan menceritakan kepadaku, dia berakta: sebanyak dua kali, bom itu jatuh di bawah kedua telapak kaki dan meledak, akan tetapi ledakannya tidak melukaiku.

Cahaya Terang Memancar dari Tubuh Syuhada

  1. Abdul Mannan Muhammad –seorang komandan di Helmand, barat Kandahar– menceritakan kepadaku, dia berkata: kami bersama 600 mujahid dan tentara Kafir berjumlah 6000 tentara Rusia. Mereka membawa 600 tenk dan 45 pesawat. Mereka menyerbu kami hingga 18 hari. Hasil dari pertempuran itu, 33 mujahidin mati syahid. Dan kerugian musuh, 450 tentara tewas, 36 tentara tertawan, 30 tenk hancur dan 2 pesawat tempur jatuh.

Waktupun berlalu dan tibalah musim panas. Jasad syuhada tidak satupun yang membusuk. Di antara syuhada itu ada yang bernama Abdul Ghafur bin Din Muhammad. Dari tubuhnya memancarkan cahaya ke langit setiapmalam. Cahaya itu disaksikan oleh seluruh mujahidin.

  1. Umar Hanif menceritakan kepadaku, dia berakata: pada Bulan Februaari 1982, setiap malam, setelah waktu shalat isya, muncul cahaya yang berputar-putar di halaman selama beberapa saat kemudian menghilang.

Seluruh Kemp Hancur Kecuali Gudang Senjata

Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku: Sejak empat tahun yang lalu dua pesawat tempur terus menghujani kami dengan peluru, hampir seluruh rumah hancur atau terbakar, demikian juga markas militer, namun gudang senjata tidak ada yang hancur atau terbakar.

Allah swt. berfirman,

Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.” QS. Al Baqoroh:149

Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku karomah yang terjadi dari dua pertempuran, padahal banyak pertempuran yang terjadi:

Pertama: perang di masa pemerintahan Taraki dan kedua: Perang pada tahun 1982 M.

Pertama: Perang di masa pemerintahan Taraki

Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku, dia berkata: problem yang paling besar yang kami hadapi pada masa pemerintahan Taraki adalah kekuatan tenk. Karena saat itu kami tidak memiliki senjata anti tenk, yaitu senjata P2P7. Maka kami mengumpulkan harta kami sedikit demi sedikit untuk membeli senjata tersebut, namun kami tidak mendapatkan barang itu. Jumlah kami saat itu adalah + 350 mujahid. Suatu hari tentara Taraki yang berjumlah ribuan lengkap dengan senjata perangnya, seperti roket, senjata mesin dan kendaraan tenk datang menyerbu, dan terjadilah pertempuran yang sengit antara kami melawan mereka. Pertempuran itu terjadi selama dua hari setengah. Musuh akhirnya kalah dan kami mendapat harta rampasan termasuk senjata anti tenk P2P7, roket, senjata mesin, 8 buah tenk, 1000 tawanan musuh dan setiap tawanan mambawa satu senjata klashinkov.

Kedua: Pertempuran Tahun 1982 M.

Jalaluddin Haqqoni berkata: kami berjumlah 59, diserbu oleh kekuatan yang terdiri dari 220 tenk, mobil panser, pesawat tempur dan didukung oleh 1500 tentara –jumlah ini diketahui dari pengakuan musuh yang ditawan–, akhirnya dari pertempuran dahsyat itu mendapatkan harta ghanimah 54 tenk hancur, 150 tentara komunis tewas dan 100 orang luka-luka. Kami mendapat harta rampasan senjata anti pesawat, beberapa senjata mesin Jerinov, 7 pucuk senjata Klashenkov, satu buah senjata roket 66mm, 280 peluru roket dan 36.000 butir peluru.

Perang Di utara Kota Kabul Setelah Tentara Rusia Masuk Ke dalam Kota

Al Hajj Muhammad menceritakan kepadaku: jumlah mujahidin 120, tentara Rusia 10.000 beserta 800 tenk dan 25 pesawat tempur. Hasilnya, 450 tentara Rusia tewas 130 di antara mereka berasal dari Malaysia, 150 tenk hancur dan 11 mobil dengan muatannya yang berisi amunisi dan bom ranjau.

Pertempuran Kedua Setelah Satu Bulan Pasca Perang Di Utara Kota Kabul

Muhammad Jull menceritakan kepadaku, jumlah mujahidin 500 dan jumlah musuh lebih dari 10.000 tentara dengan perlengkapan perangnya (tenk). Namun akhirnya kami dapat membunuh –dengan izin Allah swt.– 1100 tentara. Satu bulan kemudian, wilayah tersebut menjadi bau busuk mayat tentara kafir.

Jasad Mayajul dan Seikat Bunga Mawar

Muhammad Yasir menceritakan kepadaku, salah satu pengawal syekh Sayyaf bernama Adil Mayajul –juga salah satu komandan umum di kemp Baghlan–, dia mati syahid pada Bulan Rabiu ats Tsani tahun 1420 H. ‘Adil adalah salah satu generasi pertama putra harokah islamiyyah dan dia juga seorang komandan terkenal. Ketika dia syahid, putra-putra dari kabilahnya (kabilah Ahmad Zay), yang berjumlah seratus ribu keturunan bersedih. Mereka yang merasa kehilangan ‘Adil selalu menangis. Suatu ketika di satu malam saudaranya bangun dan berwudhu, lalu shalat dan berdoa kepada Allah swt., seadainya ‘Adil mati syahid perlihatkanlah tanda-tanda kesyahidannya. Kemudian dia tidur, tiba-tiba sesuatu jatuh … maka keluarganya cepat-cepat mengambil lampu dan menyinari benda yang jatuh itu. Ternyata adalah seikat bunga mawar yang sangat indah dan tidak ada bandingannya. Di dalam bunga itu terdapat cairan mengalir seperti madu yang mengeluarkan aroma wangi yang menyebabkan ruangan menjadi harum. Mereka mengumpulkan keluarganya dan memperlihatkan bunga mawar itu sebagai bukti karomah. Kemudian mereka berkata: pada pagi hari kami memperlihatkan bunga itu kepada Muhammad Yasir dan dia meletakkannya di dalam mushhaf al Qur’an. Dan di pagi hari berikutnya bunga mawar itu tidak ada lagi di dalam mushhaf al Qur’an.

Mujahidin Mengantuk

Allah swt. berfirman

“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentramanan daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).” QS. Al Anfal:11

Disebutkan di dalam mukhtashar Ibnu Katsir milik ash Shabuni:2/90, Abu Thalhah berkata: saya adalah salah satu orang yang pernah mengantuk di perang Uhud. Berkali-kali pedang saya jatuh. Setiap pedang itu jatuh saya mengambilnya, demikian seterusnya. Dan saya melihat mereka berputar-putar di bawah naungan perisainya.

Al hafizh Abu Ya’la berkata dari Ali ra. dia berkata: pada perang Badar tidak ada yang menunggang kuda kecuali al Miqdad. Dan kami semua tertidur kecuali rasulullah saw. yang melaksanakan shalat di bawah pohon, dia menagngis sampai pagi.

Abdullah bin Mas’ud berkata:

“Mengantuk ketika perang adalah keamanan dari Allah swt. Dan mengantuk ketika shalat adalah dari syetan.”

Arsalan Mengantuk

  1. Maulawi Arsalan menceritakan kepadaku, bahwasannya dia mengantuk Ketika terjadi pertempuran di Syahiko selama 10 menit, padahal berbagai jenis bom menjurus kepadanya.
  2. Abdurrahman menceritakan kepadaku, di dalam peristiwa perang di Depki beberapa tenk dan kendaraan perang lainnya yang berjumlah 150-200 menyerbu kami. Akibat banyaknya bom meledak yang bising itu pendengaran para mujahidin sedikit terganggu selama dua atau tiga hari. Kemudian kami tertidur ketika terjadi pertempuran dan kami bangun dengan perasaan sangat nyaman. Kemudian salah seorang mujahid melempar sebuah tenk dan terbakar, dan sebagian percikan apinya menimpa kendaraan mobil yang mengangkut bahan peledak, maka mobil itupun ikut meledak. Pertempuran itu berakhir dengan hasil, dari 7 mobil yang ada 5 darinya menjadi barang rampasan perang.
  3. Abdullah –pengawal pribadai Hekmatyar– menceritakan kepadaku, dia berkata: saya tertidur beberapa kali ketika terjadi perang, maka saya menyimpulkan, ini adalah keamanan dari Allah swt. dan nikmat-Nya yang Dia anugerahkan.
  4. Abdurrasyid Abdul Qohhar menceritakan kepadaku di Baghman, dia berkata: saya menyaksikan tiga kali rasa kantuk yang menimpa para mujahidin ketika tentara Rusia melancarkan serangan. Mereka tertidur selama 2 hingga 3 menit. Setelah tersadar mereka bangkit dengan semangat baru dan dapat mengalahkan tentara Rusia.

ALLAH MELINDUNGI PARA MUJAHIDIN

Allah swt. berfirman,

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.” QS. Ali Imran:145 “Berkata Ya’qub:”Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu”. Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para Penyayang.” QS. Yusuf:64
  • Akhtar Muhammad terlindas oleh tank

Muhammad Munjil menceritakan kepadaku di Ghazni, dia berkata: saya melihat dengan mata kepalaku sebuah tenk berjalan di atas tubuh Akhtar Muhammad dan dia tidak mati. Ketika tentara Rusia tahu dia belum mati, mereka kembali melindasnya dan dia tidak mati juga. Kemudian mereka mengambilnya bersama dua orang mujahidin yang lain dan menembaknya dengan tiga senjata mesin dan dia belum mati juga, namun dua mujahid yang lain mati syahid. Ketiganya tersungkur dan setelah itu mereka menimbunnya dengan tanah. Setelah tentara komunis itu pergi Akhtar Muhammad bangun dan kembali bergabung bersama mujahidin. Dia bisa menikmati hidup dan berjihad kembali.

  • Nashrullah tertembak oleh dua butir peluru dan kedua peluru itu jatuh ke dalam sakunya

Muhammad Munjil menceritakan kepadaku, Nashrullah –salah satu mujahid di Ghazni– menceritakan kepadaku: dia tertembak oleh dua butir peluru, namun tidak melukai tubuhnya malah peluru itu jatuh ke dalam sakunya. Kami memperlihatkan kepada mujahidin yang ada dan mereka membenarkannya.

  • Hadhrat Syah Tertembak oleh peluru di bagian matanya dan dia tidak buta

Arsalan menceritakan kepadaku, dia berkata: Hadharat Syah tertembak oleh peluru doska di bagian matanya, namun dia tidak buta, hanya saja matanya memerah.

  • 14 bom Napalm meledak

Muhammad Naim –komandan di wilayah Baghman menceritakan kepadaku, dia berkata: sebuah pesawat menjatuhkan 14 bom, semuanya meledak -13 di antaranya sangat dekat dengan dirinya– namun ledakan itu tidak menyebabkan seorangpun terluka.

  • Tubuh Mujahidin tidak mempan oleh Peluru

Saya (Abdullah Azzam) melihat dengan kedua mataku baju gamis Khaja Muhammad terbakar (tercabik-cabik) oleh ledakan bom mortir. Ledakan itu meninggalkan lima lobang besar, namun ledakan itu tidak melukai tubuh mujahidin kecuali satu orang saja.

  • Tiga orang mujahid di dalam kemah yang terbakar tidak terluka sama sekali

Ibrahim menceritakan kepadaku, dia adalah saudara laki-laki kandung Jalaluddin, pada tanggal 8 Maret 1983 M dua peluru roket jatuh membakar sebuah kemah di sembilan tempat. Kemah tersebut dihuni oleh tiga orang, namun tidak ada seorangpun yang terluka.

  • Bajuku terbakar dan 20 orang lainnya juga terbakar, namun tidak ada seorangpun yang terluka.

Ibrahim menceritakan kepadaku, dia berkata: pada tanggal 20 Sya’ban 1402 H, di sebuah pertempuran Bajai, Khausat dan Baktia, beberapa bom jatuh kepada kami dan meladak. Maka kami terkejut celanaku terbakar, demikian juga saya melihat celana Ibrahim terbakar akibat ledakan bom tersebut, namun celana itu masih melekat dan tubuhpun tidak terluka. Mayoritas yang hadir pada saat itu, tali pinggang sebagian mereka terbakar dan putus, demikian pula baju mereka. Akan tetapi tidak ada seorangpun yang terluka.

  • Mobil Ibrahim Melindas ranjau dan tidak meledak, padahal ketika ranjau itu dilindas oleh tenk seketika itu meledak

Ibrahim menceritakan kepadaku: kami bersama 30 mujahid di Zarmut. Musuh saat itu 300 tentara dengan tenk dan panser namun musuh dapat dikalahkan. Kami pun mendapat harta rampasan yang terdir atas dua senjata mesin, 300 granat dan bom, 30.000 butir peluru dan 6 buah klashenkov. Kami menaruh bahan-bahan peledak di sebuah mobil yang dikendarai oleh Muhammad Rasul dan saya berada di sampingnya. Lalu kami menelindas sebuah ranjau dan tidak meledak. Namun ketika sebuah tenk menelindasnya ranjau itu meledak.

  • Saya melihat dengan kedua mataku sebuah bom dari senjata RPJ tertembak oleh sebutir peluru, padahal bom itu sedang dibawa oleh seorang mujahid, namun ledakan itu tidak melukainya.
  • Fathullah menceritakan kepadaku, sebutir peluru membakar saku baju Zargon Syah, ketika itu pula sebuah kaca cermin pecah dan sebuah buku tulis terbakar, namun semuanya tidak melukai tubuhnya.
  • Fathullah menceritakan kepadaku, ada sebuah pesawat menjatuhkan bom dan membakar sebuah perkemahan, namun api itu tidak membakar para mujahidin yang berada di dalam kemah itu.
  • Sebuah bom meledak di antara dua orang laki-laki bernama ‘Aqlullah dan di sampingnya Abdurrahim, namun ledakan itu tidak melukai keduanya. Dan komandan Abdurrahman juga menceritakan kepadaku kisah ini.
  • Beberapa ranjau meladak di bawah tank yang ditunggangi oleh mujahidin, namun tidak melukai mereka kecuali hanya sorban mereka saja yang terbang.

Fathullah masuk ke sebuah tenk bersama Ibrahim untuk menaklukan benteng Bary, tiba-tiba ada ranjau meledak dari bawah tenk dan sorban mereka terbang, namun tubuh mereka tidak terluka sama sekali.

  1. Abdurrahim menceritakan kepadaku, dia berkata: saya melihat seorang perwira Sayyid Abdul ‘Ali keluar dengan baju terbakar akibat tembakan peluru, namun tubuhnya tidak terluka.
  2. Maulawi Yordal –komandan di wilayah Wardak– menceritakan kepadaku, ada 8 pesawat tempur menyerbuku ketika saya melintasi jalan di antara dua desa yang jaraknya kira-kira 10 Km, namun serangan pesawat-pesawat itu tidak melukai tubuhku dan saya melihat pilot pesawat itu serta saya tetap menenteng senjataku.

KARAMAH PARA SYUHADA’

1. Bau wangi para syuhada

Bau wangi darah para syuhada sangat dikenali oleh mujahidin dan mereka dapat mencium bau tersebut dari jarak yang jauh. Allah swt. berfirman,

Tatkala kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka:”Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku).” QS. Yusuf: 94

Ibnu Katsir berkata: yaitu keluar dari mesir dan Ya’qub ‘Alaihissalam berada di Pakistan.

  1. Arsalan menceritakan kepadaku: saya mengetahui bau wangi itu pada malam hari yang gelap gulita di tempat syahidnya Abdul Bashir.
  2. Bau wangi mayat Walijan dapat tercium dari jarak 2,5 Km. Ibrahim, saudara kandung Jalaluddin, bercerita kepadaku, dia berkata: saya pernah berkata kepada salah seorang di sampingku, ini adalah bau wangi orang mati syahid, karena darah syuhada memiliki bau wangi yang khas dan suci yang dapat kami kenali, dan saat itu kami belum tahu jika daerah adalah tempat syahidnya salah seorang mujahidin.
  3. Khoyyal dapat mengetahui suatu tempat salah seorang yang mati syahid dari bau wanginya. Saya pernah mencium bau yang sangat wangi. Maka saya berkata kepada temanku, Aqluddin, di tempat ini pasti ada seorang yang pernah mati syahid. Lalu saya bertanya kepada penduduk setempat dan mereka menjawab bahwa memang di tempat ini ada seorang yang mati syahid.
  4. Bau wangi dari minyak wangi mungkin hanya bertahan sampai satu pekan, namun bau wangi orang mati syahid masih terasa wangi hingga lebih dari tiga bulan. Nashrullah Manshur menceritakan kepadaku, dia berkata: Habibullah, yang mendapat sebutan Yaqut, dia menceritakan kepadaku, dia berkata: Saudaraku mati syahid, setelah tiga bulan, ibuku bermimpi bahwa dia berkata, seluruh lukaku sembuh, kecuali luka di kepala. Maka ibuku ingin membuktikannya. Diapun menggali kuburnya –yang berada dekat dengan kuburan yang lain–, setelah lubang kubur itu tampak, demikian pula kuburan yang ada di sampingnya, kami melihat ada seekor ular berada di atas mayat, lantas ibuku berkata: jangan kamu gali lagi. Saya berkata: Sesungguhnya saudaraku itu mati syahid, tidak mungkin kita mendapati ada ular. Setelah kami dapat menggalinya, tiba-tiba mayat itu mengeluarkan bau wangi hingga menusuk hidung dan hampir saja kami tidak sadarkan diri karena bau yang sangat wangi. Kami mendapatkan luka di bagian kepalanya mengeluarkan darah, lalu ibuku menyentuhnya dan karena itulah jarinya menjadi wangi dan selalu wangi hingga tiga bulan kemudian, sampai sekarang, jarinyapun masih bau wangi seperti minyk kasturi.
  5. Muhammad Syirin menceritakan kepadaku, dia berkata: ada 4 mujahidin bersama kami yang gugur sebagai syahid di suatu tempat yang disebut Botwardak. Setelah empat bulan, kami masih mencium bau wangi seperti minyak kasturi dari mayat mereka.
  6. Muhammad Syirin menceritakan kepadaku, saya melihat Abdul Ghayyats setelah tiga hari dari syahidnya, dia duduk bertinggung (mengangkat lututnya hingga menempel ke perut), kami mengira dia masih hidup. Sayapun mendekatinya dan menyentuhnya, lalu dia berbaring terlentang seperti semula.

2. Para syuhada tidak mau melepas senjata mereka

a. Mir Agha, yang mati syahid di Lokar, dia enggan melepas pistolnya

Zubair Mir Alam menceritakan kepadaku, dia berkata, dia mati syahid dengan menggenggam pistolnya. Beberapa mujahid datang dan berusaha mengambil pistol tersebut, namun dia enggan melepasnya. Ketika mayat Mir Agha di bawa ke rumahnya, sang ayah, Qadhi mir Sultan berkata kepadanya: Wahai anakku, pistol ini bukan milikmu lagi, namun ini adalah milik mujahidin. … lalu pistol itu dilepasnya.

b. Asy Syahid Sultan Muhammad enggan melepas senjata Klasincov di Lokar.

Zubair Mir Alam menceritakan kepadaku, dia berkata: pada Bulan Februari tahun 1983 seorang tentara Rusia berusaha berkali-kali melepas senjata klasincov, namun tidak berhasil. Kemudian mereka kesal dan mengambilnya dengan cara memotong tangannya.

c. Muhammad Syirin menceritakan kepadaku, dia berkata: bahwasannya Muhammad Ismail dan Ghulam Hadharat enggan melepas senjatanya setelah dia mati syahid.

3. Para Syuhada Tersenyum

a. Arsalan menceritakan kepadaku, dia berkata: Abdul Jalil adalah seorang mahasiswa yang shaleh, dia terkena lemparan geranat dari serbuan pesawat udara dan beliaupun syahid. Setelah jenazahnya dishalatkan –karena menurut madzhab hanafiyah, orang mati syahid harus dishalatkan–, ketika itu waktu ashar, mereka mengantarkan jenazah ke rumah orang tuanya dan tidak dikuburkan hingga pagi hari. Beberapa mujahidin yang menunggunya membuka kain yang menutup mukanya dan terlihat oleh mereka Abdul Jalil tersenyum. Mendengar hal itu mujahidin yang lainpun ingin melihatnya, mereka berkata: Abdul Jalil belum mati. Arsalan berkata: dia sudah syahid. Mereka berkata lagi: dia tidak boleh dikubur sampai kita yakin bahwa dia telah mati sejak kemarin sore dan kita harus mengulangi shalat jenazahnya. Arsalan berkata: dia itu sudah mati sejak kemarin sore, ini adalah salah satu karomah orang yang mati syahid.

b. Hamidullah tersenyum

Muhammad Umar, dia adalah komandan tinggi Baghman, dia menceritakan kepadaku, dia berkata: Hamidullah mati syahid bersama kami. Ketika mengkuburkan mayatnya kami mendengar dia tertawa. Saya pun tidak percaya, lalu saya keluar dari lubang kubur dan saya mengusap berkali-kali mataku, mungkin ini adalah mimpi, ternyata itu adalah kenyataan.

  1. Fathullah, dia adalah komandan besar di Haqqoni, dia menceritakan kepadaku, dia berkata: saya menyaksikan syahidnya Shahbat Khan setelah empat hari dikubur, dia tersenyum. Lalu saya bersama mujahidin yang lain penasaran dan menggali kuburnya. Khairullah berkata: sungguh saya melihat dia memandang ke arah kami.

4. Tubuh Para Syuhada Tidak Membusuk

a. Maulawi Abdul Karim menceritakan kepadaku, dia berkata: saya melihat sekitar 1200 orang mati syahid. Saya tidak melihat satupun dari tubuh mereka berubah, dan saya juga tidak melihat seorangpun dari tubuh mereka yang dimakan oleh gerombolan anjing pada saat mereka memakan tubuh mayat orang-orang komunis.

b. Fathullah menceritakan kepadaku, dia berkata: seorang mujahid menceritakan kepadaku, dia berkata: saya punya seorang teman, namanya Hakim, dia pernah berkata: kami pernah mengeluarkan jasad Tamir Khan yang syahid setelah empat bulan dimakamkan. Tubuhnya tidak berubah dan darahnya masih mengalir dengan semerbak bau wangi minyak kasturi.

c. Jalaluddin menceritakan kepadaku di Jadran – Baktia, dia berkata: saya tidak melihat seorang pun dari tubuh orang yang mati syahid itu menjadi makanan anjing. Saya pernah melihat jasad Jalab yang tergeletak selama 25 hari –dan di sekitar jasad beliau tergeletak banyak jasad orang-orang komunis–, gerombolan anjing itu memakan jasad orang-orang komunis, namun tidak menyentuh jasad Jalab yang mati syahid.


DOA MUJAHIDIN DAN PERTOLONGAN ALLAH

  1. Amunisi mujahidin habis, maka Allah swt. memberi kemenangan kepada mereka.

Yordal menceritakan kepadaku di daerah Jagtowardak, dia berkata, kami bertempur melawan tentara komunis selama tujuh hari hingga persediaan peluru kami habis pada hari ketujuh. Pada malam itu pertempuran terjadi dan tentara komunis mendapat serangan dari tiga penjuru –kami tidak tahu dari mana letupan api itu berasal–tentara kafir pun terheran-heran menyaksikan jenis senjata yang ditembakkan ke arah mereka. Sebab mereka juga tidak melihat janis peluru itu sebelumnya. 500 orang kafir tewas, 23 di antara mereka adalah perwira tinggi. Selain mereka ada yang lari dan sebagian lagi lari dengan menawan beberapa orang muslim. Ketika mereka bertanya kepada tawanannya, dari mana kalian mendapatkan peluru itu, kami belum pernah melihat jenis peluru itu sebelumnya.

  1. Saidurrahman menceritakan kepadaku di Baghman, dia berkata: kami pernah kehabisan air di gunung Waijal sehingga kami kelelahan dan tidak mampu melanjutkan perjalanan. Maka kami bertanya kepada komandan semoga dapat mendaptkan air. Mereka pun menjawab, di gunung ini tidak ada air. Kemudian kami berdoa kepada Allah swt., tiba-tiba tidak jauh dari tempat kami beristirahat air memancarkan dari salah satu bebatuan besar. Lalu kami yang berjumlah 45 mujahid menikmati air tersebut.
  2. Khayyal Muhammad, menantu Jalaluddin Haqqoni, menceritakan kepadaku, dia berkata: jumlah kami seluruhnya ada 60 orang yang terbagi di dua tempat yang berbeda. Satu tempat berjumlah 20 mujahid dan di tempat lain berjumlah 40 mujahid. Kemudian datang musuh yang berjumlah kira-kira 1300 tentara dengan 80 kendaraan tempur. Saya berdiri dan berdoa kepada Allah swt. mengucapkan:

“Dan tidaklah kamu itu yang melempar pada saat kamu melemparnya, akan tetapi Allah-lah yang melemparnya.”

Setelah itu saya mengambil sebilah tongkat dan saya mengucapkan “Muka-muka yang jelek” kemudian melemparkan tongkat tersebut ke arah tenk-tenk musuh dan tenk itu terbakar. Peristiwa ini terjadi setelah shalat zhuhur. Tenk pertama yang datang jatuh dari jembatan setelah dilempar dengan senapan mesin kosong oleh mujahidin. Kemudian yang lain melemparnya dengan granat kecil yang jatuh di samping tenk. Melihat hal itu, orang-orang kafir yang mengendarai tenk itu mengira bahwa ada granat di bawah kendarannya sehingga merekapun mengarahkan kendaraan ke tepi jalan, namun sayang, mereka terjebak oleh tanah yang gembur sehingga kendarannya terperangkap dan tenk-tenk yang lainpun menutup jalan. Tentara kafir akhirnya turun dari kendaraan dan menyerah.

Harta ghanimah yang diperoleh adalah : 7 senjata mesin, 21 senjata RPJ, 1600 klasincov, 7 senjata mesin 82mm, 26.000 peluru, 25 mobil panser dan sisanya kami bakar beserta beberapa senjata mesin lainnya.

  1. Abdurrahman menceritakan kepada kami, dia adalah komandan mujahidin di Batur, dia berkata, ada 800-1200 musuh beserta 58 tenk dan mobil. Saat itu kami berjumlah 30 orang laki-laki. Pertempuran terjadi selama tiga hari. Pada hari ke-3, kami hanya memiliki 5 peluru… ketika datang waktu shalat zhuhur kami berkata: kita tidak bisa lagi menahan serang musuh. Setelah kami melakukan shalat zhuhur, kami berdoa. Akhirnya kami bertahan di benteng dan menembak mobil-mobil musuh –dengan izin Allah swt.– mobil itu terbakar. Tentara musuh akhirnya lari dan sebagian mereka menyerah. Harta ghanimah yang diperoleh adalah: 5 kendaraan tenk, senjata mesin, 30 mobil, 16 roket dengan jarak tempuh 9 Km dan senjata klashenkov yang jumlahnya tidak terhitung.

KARAMAH-KARAMAH MUJAHIDN YANG LAIN

Air keluar di wilayah Jardak

Sekelompok dari orang-orang afghanistan ada yang tinggal di daerah Jardak, Pakistan. Tiba-tiba air keluar di daerah tersebut sehingga daerah itu menjadi daerah hijau (subur). Kamudian orang-orang Pakistan merampasnya dan mengusir orang-orang Afghan itu, maka setelah mereka diusir daerah tersebut berubah menjadi kering kembali.

Awan tipis menutup gunung yang menjadi markas mujahidin

Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku, dia berkata: di masa pemerintahan Taraqi, kami tidak bisa menyalakan api di gunung yang menjadi markas kami, karena apabila mata-mata musuh melihat kumpalan asap mereka akan melaporkan kepada pihak pemerintah. Maka Allah swt. mengirimkan awan di atas gunung selama satu tahun sehingga asap api pun tidak terlihat karena diselimuti oleh awan.

Semua anggota keluarga mujahidin yang bergabung jihad tidak berada di Afghanistan

Jalaluddin Haqqoni menceritakan kepadaku, dia berkata: pada masa pemerintahan Taraki, apabila mereka mendapatkan ada seorang mujahid yang mati syahid, maka mereka akan membunuh seluruh anggota keluarganya. Dan dari seluruh anggota mujahidin yang bergabung di dalam jihad, seluruh anggota keluarga mereka telah hijrah dari bumi Afghanistan. Ini adalah anugerah dari Allah swt.

Burung Bersama Mujahidin

Cerita tentang burung ini diriwayatkan secara mutawatir. Burung-burung itu datang terlebih dahulu sebelum pesawat-pesawat tempur musuh, sehingga mujahidin akan mengetahui jika pesawat-pesawat tempur tersebut akan datang. Dan ketika pesawat itu datang, burung-burung itu terbang di bawah pesawat tempur dengan kecepatan yang sama. Padahal kita tahu bahwa kecepatan pesawat tempur adalah dua atau tiga kali lebih cepat dari kecepatan suara. Para mujahid memiliki firasat yang sama bahwa apabila burung-burung itu ikut serta, maka itu artinya kerugian yang akan menimpa lebih sedikit.

Dan seorang mujahid bernama Muhammad Karim menceritakan kepadaku bahwa dia melihat banyak sekali burung. Dia berkata: saya melihatnya lebih dari 20 kali,… Jalaluddin Haqqoni berkata: saya melihat kejadian seperti itu berkali-kali…. Arsalan berkata; saya melihat peristiwa itu berkali-kali.

Selain mereka adalah Muhammad Syirin, Maulawi Abdul Hamin, Alam Jalla Fadhlu Muhammad, Ja’an Muhammad, Khiyar Muhammad, Wazir Bad Syah, Sayyid Ahmad Syah dan Ali Jaan.

Awan Tipis Melindungi Mujahidin

Muhammad Yasir menceritakan kepadku, dia berkata: saya pernah berada dekat dengan medan pertempuran, di mana pesawat-pesawat Rusia menyerbu mujahidin di wilayah terbuka. Kami berdoa kepada Allah swt., setelah itu tiba-tiba muncul debu hitam memenuhi bumi pertempuran, akhirnya mujahidin selamat.

Abdul Karim Abdurrahim menceritakan kepadaku, dia berkata: suatu ketika ada dua buah tenk mendekat dan mengarahkan moncong meriamnya ke arah kami. Mereka ingin menangkap kami hidup-hidup, maka kami berdoa kepada Allah swt. tiba-tiba debu hitam beterbangan memenuhi wilayah sekitar dan dengan karunia Allah swt. kami dapat selamat.

Beberapa Tank Hancur Tanpa Ada Perlawanan

Al Qadhi (Abu ath Thahir al Badgesi) pernah bersumpah kepadaku, dia berkata: kami berjumlah 300 mujahid dan kami hanya memiliki kira-kira 15 granat saja. Kami mendapat serangan dari kekuatan 40 tenk dan 15 mobilpanser. Orang-orang komunis itu kalah setelah semua kendaraan tiba-tiba hancur dan hanya tersisa dua kendaraan yang mengangkut pasukan.

Ketika orang-orang komunis, yang tertawan, ditanya sebab mereka hancur, mereka menjawab, lawan kami menggunakan senjata berat, al Haqqi bersumpah, saya melihat peristiwa musuh itu hancur, padahal kami tidak membawa satu pun senjata dan peluru sama sekali.


Kisah diatas adalah cuplikan dari kisah kisah karamah yang di dapat dalam peperangan dalam melawan kaum kafirin, buku "Ayaturahman Fi Jihadil Afghan" adalah buku yang di susun oleh Abdullah Azzam sementara beliau terlibat langsung dalam medan jihad di bumi Afghanistan.

Ketika membaca kisah ke zuhud an Umar Ibnul Khattab, saya mengira bahwa kisah seperti itu tidak mungkin terjadi lagi di hari ini, akan tetapi di sana bisa disaksikan bahwa rumah Syaikh Sayyaf (Komandan Mujahidin) di bangun dari tanah dan ruang tamunya hanya sebuah tenda kecil yang berada di luar rumah dan penghasilan beliau hanya 1,5 real tiap bulan. smentara ratusan ribu pasukan mujahidin disana tidak mendapatkan gaji walau sepeserpun. Kisah hebatnya pengorbanan mereka bahkan sudah di ulai dari awal peperang dengan pihak komunis, mereka bahkan menjual 600 ekor dombanya hanya untuk membeli sepucuk senjata organik karena harga senjata organik adalah 600 dollar kuwait yang di belinya di pasar gelap. Dan bahkan mereka juga rela untuk melakukan perjalanan 1500 mil dengan berjalan kaki untuk membeli senjata ke kawasan perbatasan Pakistan.

Sementara hal yang menjijikan selalu di tampilkan oleh Amerika ketika mereka berteriak teriak bahwa mereka membantu mujahid Afghanistan dan bahkan Amerika dengan tak tau malunya membuat film Rambo yang menggambarkan tentang betapa senangnya mereka (amerika) dalam membuat kedustaan dan menggambarkan bahwa rambo (amerika) ada di balik kemenangan Mujahidin Afghanistan. Dan pada saat ini, tahun 2010, mereka Amerika dan konco-konconya sudah mengetahui betapa hebatnya kaum kujahidin Afghanistan yang tidak bisa di kalahkan walaupun Amerika mengeroyok Aghanistan habis habisan.

Berbagai penindasan dan pembantaian yang ditimpakan kepada kaum Muslimin di berbagai belahan bumi ini sudah tidak dapat di sembunyikan lagi, dan kaum kafirin selalu menyerang dengan dua jurus yaitu madu dan racun, sementara mulutnya terus membicarakan tentan perdamaian, HAM, demokrasi di sisi lain tangan mereka tidak segan segan membantai ratusan ribu rakyat Iraq, Afghanistan dan Amerika juga dengan tanpa rasa malu selalu mendukung kebiadaban penjajahan Israel atas Bangsa Palestina.


Read more...